PERAN AGAMA DALAM MEMBANGUN BUDAYA LOKAL
I. PENDAHULUAN
Agama dalam hal apapun pasti mempunyai hubungan yang sangat erat dalam kebudayaan. Dalam meningkatkan persebaran agama ke wilayah yang di inginkan mempunyai strategi dan metode yang dapat diterima baik oleh masyarakat tersebut. Strategi yang harus dilakukan untuk membangun agama dalam budaya lokal dapat dibekali dengan pengetahuan, dan sikap yang baik. Dalam pembahasan ini saya akan mengupas tuntas mengenai “Pesan Agama Dalam Membangun Budaya Lokal” seperti pada topik saya kali ini.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka masalah yang muncul kemudian ialah Apa sih Agama itu? Apa sih fungsi agama? Apa itu budaya? Bagaimana cara agama memberi pesan kepada budaya zaman modern seperti ini? Berikut akan saya jelaskan apa pengertian dari ketiganya.
Saya menulis bertujuan untuk dapat memberikan jawaban atas rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas. Karena zaman modern sekarang ini sudah banyak sekali yang lalai dalam menjalankan kewajiban beribadah hanya untuk memikirkan hal duniawi saja dalam hal ini mungkin saja terjadi pada anda, oleh karena itu simak pembahasan saya berikut ini.
II. PEMBAHASAN
Kata
agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan gama berarti
kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak kacau. Jadi
fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang atau
sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam sekitarnya
tidak kacau. Karena itu menurut Hinduisme, agama sebagai kata benda berfungsi
memelihara integritas dari seseorang atau sekelompok orang agar hubungannya
dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya. Ketidak kacauan
itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang moralitas,nilai-nilai
kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan.
Pengertian
itu jugalah yang terdapat dalam kata religion (bahasa Inggris) yang berasal
dari kata religio (bahasa Latin), yang berakar pada kata religare yang berarti
mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian
bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi (vertikal)
dalam penyembahan dan hubungannya secara horizontal (Sumardi, 1985:71) Agama
itu timbul sebagai jawaban manusia atas penampakan realitas tertinggi secara
misterius yang menakutkan tapi sekaligus mempesonakan Dalam pertemuan itu manusia tidak berdiam
diri, ia harus atau terdesak secara batiniah untuk merespons.Dalam kaitan ini
ada juga yang mengartikan religare dalam arti melihat kembali kebelakang kepada
hal-hal yang berkaitan dengan perbuatan tuhan yang harus diresponnya untuk
menjadi pedoman dalam hidupnya.
Fungsi
Agama yaitu sebagai berikut:
· Sumber pedoman hidup bagi individu maupun
kelompok
· Mengatur tata cara hubungan manusia dengan
Tuhan dan manusia dengan manusia.
· Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau
salah
· Pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan
· Pedoman perasaan keyakinan
· Pedoman keberadaan
· Pengungkapan estetika (keindahan)
· Pedoman rekreasi dan hiburan
· Memberikan identitas kepada manusia sebagai
umat dari suatu agama
Budaya?
Budaya menurut Koentjaraningrat (1987:180) adalah keseluruhan sistem, gagasan,
tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di
jadikan milik manusia dengan belajar. Jadi budaya diperoleh melalui belajar.
Tindakan – tindakan yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian,
berbicara, bertani, bertukang, berrelasi dalam masyarakat adalah budaya.
Dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang digerakan agama timbul dari proses
interaksi manusia dengan kitab yang di yakini sebagai hasil daya kreatif
pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu
faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif.
Bagaimana
cara agama memberi pesan kepada budaya zaman modern seperti ini? Jawabannya
yaitu dengan cara melopori mendirikan pendidikan seperti sekolah, pondok
pesantren, perguruan tinggi. Melalui pendidikan seperti inilah sejak kecil kita
diajarkan bagaiman cara melakukan hal yang baik dan menjahui yang jahat,
mengetahui hal yang buruk dan hal yang baik. Seperti contohnya pada saat kita
masih berpendidikan Taman Kanak – Kanak atau pada saat menginjak Sekolah Dasar,
kita sudah di ajarkan berdoa sebelum makan dan sesudah makan, sebelum minum dan
sesudah minum, menghormati orang yang lebih tua dari kita, dan dapat
mengerjakan sesuatu yang dapat berguna untuk orang lain, karna Manusia yang
beruntung adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain.
III. PENUTUP
Pada kesempatan ini Saya
yakin, agama dan budaya tidak akan pernah hilang ditelan zaman.
Namun, keduanya jangan sampai tumpang tindih. Agama posisikan sebagai agama,
budaya posisikan sebagai budaya. Harus dipertegas mana garis putih agama dan
budaya. Sebuah budaya tidak bisa digiring oleh untuk diklaim sebagai agama,
sebab beresiko memancing konflik sosial dan mengundang pertengkaran. Budaya
yang saya maksud di sini adalah buah pikiran atau nalar manusia. Oleh karena
itu, agama dan budaya akan selalu bersama dalam ikatan, karena agama sebagai
kelengkapan kebudayaan, dan kebudayaan pun sebagai kelengkapan agama. Dengan
keyakinan masing – masing kita dapat menyimpulakn seberapa petingnya agama bagi
budaya kita, dan zaman modern seperti saat ini.
- REFERENSI
- http://id.wikipedia.org/wiki/Agama (Diunduh 29 Maret 2014)
- http://maal-hudakedujaya.blogspot.com/ (Diunduh 29 Maret 2014)
- http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya (Diunduh 29 Maret 2014)
Irfan Ramadhan
1KA08
14113482